Selasa, 23 Mei 2017

Tulisan Singkat Tentang LA LINO

Tulisan Singkat Tentang LA LINO
=====================
MUSHAB LA LINO sala satu kekayaan warisan leluhur Dana Mbojo yang luput dari pengetahuan public yaitu Kitab Mushaf Bima yang diberi nama LA LINO. La Lino yang berarti memenuhi, melimpah ruah, menyeluruh. 

Contoh penggunaan Kalimat La dan Lino.
La Dola ma Me'e "Lino" (Si Abdullah yang Hitam menyeluruh/dipenuhi kulit hitam)
Fare aka Tolo  Waura Owa Ka "Lino" (Padi disawah sudah dipenuhi air). Sedangkan kata awal "La" tertuju pada orang, Misalkan La Dola( Si Abdullah), La Duru (Si Abdurrahman) & La Luku (Si Lukman)

Kitab ini ditulis oleh Syekh Subhi atau biasa dipanggil dalam bahasa bimanya Subu, Subhi(bahasa arab) yang  artinya Subuh. Beliau  seorang Imam Masjid Kesultanan Bima sekaligus guru dari Sultan Alaudin yang memerintah pada 1731 -1748 M.

Subhi bin Ismail bin abdul Karim, beliau sejak mudah sudah menghafal Al-Quran.
Selanjutnya jejak syekh Subhi  dilanjutkan sala  satu putranya bernama Syaikh Abdulgani bin Subhi bin Ismail bin abdul Karim Al-Bimawi Al-Jawi atau yang kerap disebut Al-Bimawi aja, guru besar di Madrasah Haramayn Masjidil Haram di penghujung abad 19. Kakeknya Syekh Abdul karim, seorang mubaliq kelana dari Mekah kelahiran Bagdad. Abdul Karim sampai ke Indonesia, pertama kali menuju Banten, untuk mencari saudaranya dari Banten, Abdul Karim mendapat informasi bahwa saudaranya itu ada di Sumbawa. Pergilah beliau ke sana dan sampai di Dompu. Seraya berdagang tembakau, Abdul Karim menyiarkan Islam. Hal itu menarik perhatian Sultan Dompu, lalu beliau diambil menjadi menantu. Dari pernikahan dengan gadis istana itu, Abdul Karim mendapat anak laki-laki bernama Ismail. Ismail pun mengikuti jejak ayahnya menjadi mubaligh. Ismail kemudian mempunyai putra bernama Subhi/Subu.

Kitab tersebut dulunya tersimpan di kediaman keluarga Kesultunan Bima dan sekarang tersimpan di Museum Baitul Qur’an Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, dan pada tahun 2012 mendapat penghargaan sebagai mushaf Al-Qur’an terbaik dan terindah yang diselenggarakan di Yogyakarta dan menarik sekian banyak pengunjung yang hadir menyaksikannya. La Lino juga termasuk salah satu mushaf tertua di Indonesia.
 
Kekayaan tak ternilai itu adalah sebuah Mushaf Alqur’an yang dijuluki La Lino.  Perlunya untuk difamiliarkan kembali dengan memperbanyak dan mempelajarinya sebagaimana yang telah dilakukan oleh para ulama dan sultan pada masa kesultanan. Ide penulisan Alquran ini sebagai upaya penyiaran Islam pada masa-masa awal masuknya Islam di Dana Mbojo. Sehingga ayat-ayat suci itu bisa disebarluaskan ke seluruh masyarakat. Hanya inilah Alquran yang ada di Dana Mbojo pada saat itu dan strategi penyebarluasan isi kitabullah dengan cara menghadirkan rakyat di Istana (Asi Mbojo) untuk sama-sama mendengarkan lantunan Ayat Suci Alquran beserta maknanya dari para ulama dan mubaliq setiap malam Jumat. Pada periode selanjutnya muncullah ide dari Sultan Alauddin dan Syekh Subhi, seorang Imam Masjid Kesultanan Bima sekaligus guru dari Sultan Alaudin yang memerintah pada 1731 -1748 M untuk meneruskan kegiatan tersebut.

Mushaf tulisan tangan dari Kerajaan Bima ada dua Mashaf, yaitu La Nontogama (Jembatan Penuntun Agama), saat ini dalam koleksi Museum Samparaja di Bima, dan La Lino (memenuhi, melimpah ruah , menyeluruh) Bahasa Arabnya: Al-Kaaffah. yang saat ini dalam koleksi Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal, Jakarta. Kedua mushaf ini masih lengkap, menggunakan kertas Eropa.

#Belajar_Sejarah
#Ambil_Hikmah_Dari_Sejarah
#Melestarikan_Budaya
#Budaya_Yang_baik


SUMBER:

Bafadal, Fadhal AR dan Rosehan Anwar. 2005. Mushaf-mushaf Kuno di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan

Eksiklopedia Bima oleh Muslimin Hamzah

Masyarakat Dana Mbojo (Bima dan Dompu).

BISA BACA: 

http://cintagenerasibima.blogspot.co.id/2016/04/membangaun-generasi-ulama-bima-dompu.html

http://www.rul-sq.info/2015/05/mushaf-manuskrip-nusantara.html

https://tafsiralquran2.wordpress.com/2012/11/03/pengertian-mushaf/
https://alanmalingi.wordpress.com/2012/05/12/la-lino/

https://ompundaru.wordpress.com/2009/01/03/syekh-abdulgani-bima-al-bimawi/

http://kesultananbima.blogspot.co.id/2014/06/al-quran-tulisan-tangan-nontogama.html

http://www.bimasumbawa.com/2014/12/nontogama-dan-la-lino.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar